Tujuh tanda anak dibully di sekolah dan bagaimana menghadapinya



Idealnya  menjadi tempat yang menyenangkan untuk anak tumbuh dan belajar. Tetapi sekolah juga bisa menjadi tempat muncunya ketidaknyamanan yang memicu anak untuk mogok sekolah. Saat berangkat atau pulang sekolah anak terlihat tidak nyaman karena ternyata tanpa sepengetahua orang tua atau gurunya, sang anak diolok-olok atau diancam dan mengalami kekerasan secara fisik. Orang tuanya yang tidak mengetahui hal ini tetap memaksa anaknya sehingga anaknya mengalami tekanan dari dua belah pihak. Tekanan itu akan semamkin memperparah kondisi anak. Sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka perlu kepekaan oirang tua untuk melihat kondisi anak.

Berikut tanda-tanda yang menjadi indikasi seorang anak yan dibully yang saya sarikan dari artikel Hugh C. McBride :


1. Perubahan yang tiba-tiba dalam sikapnya terhadap sekolah.
Jika sikap dari anak anda berubah secara drastis dan dramatis menjadi lebih buruk maka mengindikasikan adanya masalah yang memerluka penyelidikan lebih lanjut

2. Luka atau lebam yang tidak bisa dijelaskan
Banyak Anak yang jatuh atau menabrak sesuatu-apalagi anak remaja bermain-main sambil jungkir balik. Tapi ada perbedaan antara bermain-main dengan kekerasan. Jika anak anda menunjukkan luka-luka yang cukup banyak dan jika tidak ada penjelasan dari mana munculnya-ini merupakan indikasi bukti adanya bullying.

3. Prestasi yang merosot drastis
Bayangkan jika melalui hari dengan setaip jamnya atau setiap saat menghadapi intimidasi, ancaman, kekerasan secara fisik dan berbagai kekerasan lainnya. Bukankah Sangatlah sulit untuk berfokus pada tugas dan pelajaran? Itulah pengalaman yang dialami siswa yang dibullying. Sebagai bentuk terror pribadi, bullying bukanlah pelecehan di koridor atau di lorong sekolah, tetapi bagaimana bertahan di tengah lingkungan yang penuh ketakutan,penyesalan. Dan emosi seperti ini bisa membuat performa akademiknya menjadi menurun

4. Permintaan yang tersu menerus untuk tinggal di rumah karena sakit kepala atau sakit perut yang sulit dibuktikan. Penderitaan mental sering manisfestasinya adalah ketidaknyamanan  fisik-stress dapat membuat sakit kepala dan ketakutan bisa mengarah kepada sakit perut yang hnyata-mungkin juga merupakan gejala dari kekerasan yang berkaitan dengan kegelisahan.

5. Perubahan dalam kebiasaan makan atau pola tidur. Akibat bulliyng tidak menghilang pada saat pelaku bullying tidak ada di depan mata. Jika anak anda dibullying di sekolah, penderitaan dan ketakutan tidak akan lenyap saat bel puilang berbunyi. Faktanya, banyak saat ini yang melakuakn cyber bullying-akhir sekolah hanyalah awal untuk mereka melakaukan bullying samapai malam hari. Trauma dapat berdampak pada selera makan (bisa membuat kehilangan selera makan) dan juga gangguan tidak bisa tidur

6. Perubahan dalam hubungan sosial, aktifitas dan pertemanan. Remaja adalah saat untuk berubah, jadi tidak setiap perubahan atau kebiasaan itu menjadi suatu gejala stress. Tapi jika anak anda tiba-tiba ditinggalkan teman lamanya, menarik diri dari cara drastis aktifitas atau hobinya, ambil waktu untuk menelusuri. Sahabatnya mungkin membullying anak anda, atau pelaku bullying mencegah anak anda untuk berpartisipasi dan kegiatan atau aktifitas tertentu. Sekali lagi, jangan hanya melihat perubahan tetapi perubahan yang tiba-tiba atau tidak dapat dijelaskan.

7. Mood yang berubah-ubah, ledakan kemarahan atau perubahan emosi. Ya, ya hal ini bisa dikategorikan juga sebagai kebiasaan remaja yang khusus. Tetapi jika anak remaja  nada yang manis secara misterius berubah menjadi seirang yang ketakutan, itu berati tanda ada sesuatu yang salah. Jangan lupa bahwa bullying adalah pengalaman traumatis, dan orang merespon trauma dengan berbagai cara-sebagaian termasuk dengan ekspresi yang tidak jelas dari kemarahan yang ditekan

Apa yang dapat Anda lakukan :

Kebiasaan dan pengalam yang tercantum di atas buan berarti secara definitive menjadi bukti anak anda dibullying. Tetapi hal itu seharusnya mendorong anda untuk melihat lebih dekat pada apa yang terjadi dengan anak andaapalagi jika anda mengamati banyak dari gejala-gejala ini.

Remaja yang bertindak dengan cara yang digambarkan di atas mungkin melakukannya dengan berbagai alasan. Mungkin mereka tidak menyukai gurunya, mungkin mereka sedang bergumul dengan pelajaran tertentu atau mungkin juga mereka hanya sekedar mengabaikan ujian dan mencari alasan untuk tinggal di rumah. Dalam satu sisi, ada yang terlibat dengan bereksperimen memakai drugs dan alcohol, mungkin menderita kesedihan atau deepresi atau mungkin karena dibullying atau dilecehkan.

Anda bisa mendapatkan nasihat dari para ahlinya-tapi janan lupa ketika mendatangi anak anda, andalah ahlinya. Ketika anda memperhatikan perubahan kebiasaan yan tiba-tiba, jangan abaikan tanpa penyelidikan lebih lanjut. Bicaralah dengan anak anda atau dengan pihak sekolah (guru atau konselor) dan jika perlu buat perjanjian dengan doketr keluaraga. Jika bullying adalah problemnya, anda perlu terlibat untuk mengakhirinya sebelum terjadi problem yang lebih serius.