Kim dan koleganya Bennett Leventhal, MD, menganalisis 37 penelitian yang meneliti bullying dan bunuh diri di kalangan anak-anak dan remaja. Penelitian yang terjadi di Amerika Serikat, Kanada, beberapa negara Eropa (termasuk Inggris Raya dan Jerman), Korea Selatan, Jepang dan Afrika Selatan.
Hampir semua studi menemukan hubungan antara dibullying dan pikiran untuk bunuh diri di kalangan anak-anak. Lima laporan menunjukkan bahwa korban bullying dua sampai sembilan kali lebih mungkin untuk melaporkan pikiran untuk bunuh diri daripada anak-anak lain.
Bukan hanya para korban berada dalam bahaya: "Para pelaku yang merupakan pengganggu juga memiliki peningkatan risiko untuk perilaku bunuh diri," kata Kim.
Namun, cara studi dirancang membuat peneliti tidak mungkin untuk menentukan secara pasti apakah bullying mengarah ke bunuh diri, kata Kim. Selain itu, penulis melaporkan bahwa sebagian besar studi gagal untuk memperhitungkan pengaruh faktor-faktor seperti jender, masalah kejiwaan dan riwayat usaha bunuh diri.
Kata Kim minatnya dalam bullying tumbuh beberapa tahun yang lalu ketika ia mengunjungi Korea Selatan dan mendengar beberapa istilah slang baru mengacu pada pengganggu dan korban-korban mereka.
Menurut studi internasional, bullying adalah umum dan mempengaruhi di mana saja dari 9 persen menjadi 54 persen anak-anak. Di Amerika Serikat, banyak menyalahkan bullying yang memacu tindak kekerasan, termasuk pembantaian di Columbine High School.
Di Amerika Serikat, banyak orang dewasa mencemooh soal bullying dan berkata, "Oh, itulah apa yang terjadi ketika anak-anak tumbuh dewasa," Kim berpendapat sebaliknya bahwa bullying adalah serius dan menyebabkan masalah besar bagi anak-anak.
Kim saat ini sedang mempelajari apakah benar-benar diganggu mengarah pada bunuh diri, meskipun dia mengakui akan sulit bagi para peneliti untuk mendapatkan pemahaman pada sebab-dan-efek hubungan. Dia mengatakan bahwa untuk mengkonfirmasi link yang definitif, peneliti harus mengesampingkan kemungkinan bahwa beberapa faktor yang tidak diketahui membuat anak-anak tertentu lebih rentan terhadap kedua bullying dan bunuh diri.
Untuk saat ini, Kim mengatakan, riset yang ada harus mendorong orang dewasa untuk lebih memperhatikan tanda-tanda penganiayaan dan perilaku bunuh diri pada anak-anak. "Ketika kita melihat anak-anak yang menjadi sasaran bullying, kita harus bertanya kepada mereka apakah mereka berpikir tentang melukai diri mereka sendiri," katanya. "Kita harus mengevaluasi dan mencegah hal-hal ini terjadi."
dikutip dari Int J Adolesc Med Health 20 (2), 2008.
duh kasian ya kl smp brakibat ke bunuh diri, mudah2an para ortu lbh sensitif sm anak2nya :)
ReplyDeleteYa baik ortu ama pihak sekolah emang harus peka, jangan sampe nggak peka bisa membuat anak menderita. Mungkin nggak sampe bunuh diri tapi bisa depresi atau stress dan jelas ini nggak baik untuk perkembangan mentalnya
ReplyDelete